Bahaya penyakit mematikan ketika musim hujan
Disaat sedang memasuki musim penghujan, banyak dari kita yang harus diwaspadai di musim penghujan ini. Selain waspada akan banjir, pakaian yangg susah kering, Motor yangg Tidak pernah bersih, sampai pada janji ngedate yang berantakan gara-gara turunnya air hujan. Namun terdapat beberapa bahaya lain yang sedang mengintai kita yang bahkan sering tidak kita lihat. Mungkin penyakit flu/influenza yang sering menjadi langganan kita saat sedang berada di musim hujan. Selain flu, ada satu penyakit lagi yang termasuk dalam golongan paling mematikan, yaitu Leptospirosis.
Tentang penyakit Leptospirosis
Leptospirosis, merupakan semacam penyakit zoonosis, yang di maksud zoonosis adalah penyakit ini bisa ditularkan dari hewan ke manusia maupun sebaliknya. Penyakit ini mempunyai beberapa nama lain misal : Penyakit Weil, Demam Sawah, Demam Lumpur, Canicola Fever, Cane Cutter fever, tifus anjing.
Disebabkan oleh bakteri “Leptospira”, infeksi penyakit ini biasanya tidak menunjukkan gejala klinis (asimptomatis), tetapi pada level infeksi yang akut biasanya muncul beberapa gejala seperti : anemia hemolitik, demam sepsis, radang hati, ginjal. Leptospira terdapat pada ginjal hewan yang terinfeksi (host reservoir), dan bakteri ini bisa bertahan disitu dalam rentang waktu yg cukup lama. leptospira akan dikeluarkan melalui urin sehingga penularan terjadi lewat air kencingnya. Pada hewan biasanya infeksi leptospira bertahan hingga sampai beberapa bulan, tetapi pada manusia hanya bertahan selama 60 hari. Manusia adalah host definitif terakhir (induk semang terakhir), maka dari itu penularan antar manusia jarang sekali terjadi.
Leptospira sp
Bakteri ini termasuk dalam kategori bakteri aerob (memerlukan oksigen untuk hidup), jenis gram negatif, tidak tahan asam, dengan bentuk spiral. Panjang 6-2 mikrometer dengan diameter 0,1 – 0,2 mikrometer. Untuk pembanding : Eritrosit kita (sel darah merah) memiliki ukuran 7 mikrometer, so, bakteri ini jauh lebih kecil daripada eritrosit kita. Kita akan sulit melihatnya jika kita menggunakan Mikroskop Cahaya, untuk melihatnya biasanya menggunakan mikroskop khusus dengan teknik kontras, atau dengan mikroskop elektron untuk lebih detailnya.
INFEKSI
Leptospirosis bisa terjadi dimana saja, mau di kota atau desa Infeksi Leptospirosis bisa terjadi, negara dengan iklim yang tropis atau sub tropis juga bisa terjadi infeksi. Namun resiko terbesar orang yg terjangkit penyakit ini adalah orang-orang yang bekerja di luar ruangan, terlebih lagi bekerja bersama hewan, misal : petani, peternak hewan dll. Air yg terkontaminasi adalah media distribusi utama sumber penyakit ini. Di daerah endemis, puncak infeksi leptospirosis terjadi pada saat musim hujan, terutama saat terjadi banjir.
Angka penyebaran penyakit ini di negara yang beriklim tropis mencapai 5-20/100.000 penduduk per tahunnya. WHO mencatat daerah beriklim sub tropis mempunyai penderita leptospirosis 0.1-1 per 100.000 penduduk per tahun sedangkan di daerah tropis meningkat drastis lebih dari 10 per 100.000 penduduk per tahun.
Di indonesia sendiri, distribusi dari penyakit ini meliputi : Jawa Barat, Jawa Tengah, D,I Yogyakarta Lampung, Sumatera Selatan, Bengkulu, Sulawesi Selatan, dan daerah lain yang hampir meliputi seluruh wilayah kepulauan indonesia. Apakah penyakit ini dapat menyebabkan kematia? Tentu saja bisa, malah angka kematian akibat Leptospirosis di indonesia ini termasuk tinggi, mencapai 3,5 – 15,45 persen. Tetapi itu juga tergantung dari organ yang terinfeksi dan usia penderita.
OUTBREAK
Urin tikus merupakan sumber dari penyebaran / penularan dari penyakit ini, karena penyakit ini adalah “water borne disease” , maka air kencing individu yang terinfeksi merupakan vaktor utama penularannya, baik pada manusia maupun pada hewan. Bakteri Leptospira mempungai ability bergerak yg cepat, khususnya dalam air, sehingga memungkinkan untuk cepat menyebabkan infeksi pada host baru. Bakteri Leptospira juga bisa bergerak cepat dalam aliran darah sehingga infeksi pun akan semakin cepat terjadi. Nah pada saat musim hujan, sangat membantu sekali untuk penyebaran bakteri ini terutama di daerah yang rawan banjir.
Kondisi saat hujan, dan banjir menyebabkan terjadinya perubahan yang signifikan terhadap lingkungan, Contohny: terjadi banyak genangan dan kubangan air, jalan yang berlumpur, timbunan sampah yang mendukung bakteri ini semakin lebih subur. Air kencing tikus yang terbawa air hujan dan banjir akan masuk pada tubuh manusia melalui permukaan kulit yang terluka, selaput lendir mata, hidung. Beberapa Hewan seperti anjing, sapi, kambing dan domba juga berpotensi menularkan penyakit ini, tetapi potensi yang di hasilkan tidak sebesar tikus yang merupakan Hospes Reservoir utama dan mempunyai daya reproduksi yang tinggi.
Kejadian Leptospirosis pada manusia banyak ditemukan pada Orang-orang yang bekerja membersihkan selokan, karena selokan banyak tercemar bakteri Leptospira. Umumnya penularan lewat mulut dan tenggorokan sedikit ditemukan karena bakteri tidak tahan dengan lingkungan asam.
INFEKSI DALAM TUBUH
Sesaat setelah bakteri memasuki tubuh manusia melalui mulut atau selaput lendir, maka dia akan segera melakukan replikasi dalam darah dan jaringan, sehingga akan terjadi yang dinamakan “leptospiremia” yaitu suatu penumpukan akumulasi jumlah bakteri leptospira dalam darah yang kemudian bakteri akan menyebar ke berbagai jaringan tubuh dan organ terutama hati dan ginjal.
GEJALA KLINIS
Inkubasi bakteri ini pada manusia sekitar 3-28 hari, seperti yang sudah Disebutkan diatas, infeksi leptospira sering tidak menunjukkan gejala apapun, dan pada akhirnya sering terjadi salah diagnosa medis. Karena gejalanya mirip dengan gejala flu biasa dari ringan sampai flu yang berat. Ada 2 fase dalam infeksi penyakit ini, yakni Fase Septisemik dan fase imun, bentuk infeksi berat Leptospirosis adalah Sindrom Weil.
CURE & SHIELD
Leptospirosis ringan bisa diobati dengan cara antibiotik, manusia sangat rentan terinfeksi Leptospira, waspadai pencemaran oleh urin dari berbagai hewan, khususnya Tikus. Hidup bersih dan sehat merupakan perisai utama dan cara yang paling murah dan mudah dalam menghindari wabah penyakit ini. Yang mempunyai hewan peliharaan, harap segera membersihkan diri dengan antiseptik jika selesai melakukan kontak langsung dengan hewan peliharaan, kandang atau dimanapun lingkungan tempat hewan itu berada.
Tikus adalah The Real Motherf*cker dalam penyebaran penyakit ini, selain carier utama, tikus juga carier natural atau alami untuk leptospirosis. Yang mempunyai peternakan diharap membuat saluran khusus mengarahkan feses ternak ke suatu tempat, sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar terutama mencemari sumber air.
TIPS UNTUK ANTISIPASI PENYAKIT LEPTOSPIROSIS
Penyakit Leptospirosis sering tidak menunjukkan beberapa gejala yang khas, (hanya gejala2 seperti flu biasa), membuat seringnya terjadi salah diagnosis para petugas medis. Jika demam yang dirasa lebih dari 3 hari, untuk amannya silahkan sebaiknya kalian check up ke dokter. Semakin cepat terdeteksi, maka semakin besar kemungkinan akan sembuh dan terhindar dari Sindrom Weil (Infeksi Berat Leptospirosis).
Berikut beberapa Tips yang mungkin bisa kalian gunakan untuk pencegahan dan meminimalisirnya :
- Jika kaliam mempunyai luka yang masih belum sembuh di bagian tubuh seperti tangan , kaki, atau bagian tubuh lain yg rentan terkena air hujan atau banjir ketika bepergian, harap segera tutup lukanya, karena jalan pertama bakteri leptospira menginvasi tubuh kita adalah lewat luka yang terbuka atau jaringan tubuh kita yg terbuka.
- Waspadai Jalan atau lalu-lintas tikus di rumah kalian, karena hewan yang kampret ini hampir selalu ada dimana2. Jangan biarkan kamar mandi dimasuki hewan tikus, karena yang dikhawatirkan mereka mencemari air dalam bak mandi kita, dan ketika kalian mandi air pasti membasahi berbagai bagian tubuh seperti mata, hidung, mulut (seperti yang dijelaskan diatas, selaput lendir juga termasuk jalan masuknya bakteri ini).
- Jika mempunyai hewan peliharaan, pastikan kandangnya tetap bersih dan terjaga (jika hewan peliharaan yang didalam kandang), kalo yang hewannya berkeliaran bebas, harap diperhatikan sehabis mereka bermain-main diluar, ketika masuk rumah kalian langsung bersihkan. dan jangan lupa juga bersihkan tangan, kaki sehabis kontak dengan hewan peliharaan. Karena memang hewan peliharaan tidak menjadi hospes perantara bakteri ini tetapi aktifitas mereka diluar bisa memungkinkan tubuh mereka tercemar air yg sudah terkontaminasi bakteri ini.
- Yang terakhir ini jika memungkinkan saja. Jika punya senapan angin, jebakan tikus dan sejenisnya, alangkah baiknya digunakan saja, meski tidak bisa menghabisi seluruh pasukan batalyon tikus di lingkungan tempat kita tinggal setidaknya kita bisa mengurangi populasi mereka dan mobilitas mereka untuk berlalu lintas di rumah kita .