Sering kita mendengar bahwa “tidak ada orang didunia ini yang benar-benar baik, karena dibalik kebaikan tersebut pasti ada maksud atau tujuan tertentu”.
Bagaimana mengetahui bahwa kita sudah terlalu baik pada orang?
Apakah pernyataan tersebut benar? Entahlah, mari kita coba lihat lagi beberapa waktu kebelakang di kehidupan kita.
Mengetahui seberapa baik diri kita terhadap orang lain
Pasti ada yang berbuat baik kepada kita dengan suatu harapan mendapat sesuatu dari kita pula, tapi pasti juga ada yang tulus membantu kita tanpa mengharapkan suatu balasan.
Begitu pula saat kita berbuat baik kepada orang lain, kadang kita berharap orang itu mungkin akan membantu dikala kita sedang membutuhkan, tapi nyatanya hanya berakhir dengan rasa kecewa.
Tapi mugkin kita sudah terlalu baik pada orang jika tanda-tanda dibawah ini ada pada diri kita sendiri
Tidak pernah berkata ‘tidak’ kepada orang lain
Ketika seseorang meminta bantuan kepada kita, kita tidak pernah bisa menolaknya meski harus mengorbankan waktu, materi bahkan sampai kewajiban yang sebenarnya harus kita penuhi. Contohnya, saat teman kita meminta untuk menemani dirinya ke suatu tempat atau acara, padahal kita sudah punya rencana atau mengerjakan suatu hal yang lebih penting, atau disaat keluarga maupun tetangga mau meminjam uang kepada kita, rasanya hati ini tidak enak bila menolaknya, padahal sebenarnya kita punya kebutuhan pribadi yang belum tercukupi.
Selalu berkata maaf lebih dahulu
Meskipun kita tidak membuat kesalahan atas suatu masalah, tapi karna kita orangnya termasuk tipe yang tidak suka keributan dan masalah yang berlarut-larut biasanya kita akan mengalah dan meminta maaf terlebih dahulu. Hal ini bisa saja terjadi pada pasangan, hubungan persahabatan, maupun di dalam dunia kerja. Alangkah baiknya kita kedepannya berpikir kembali untuk meminta maaf atas kesalahan yang tidak kita perbuat. Jika itu tidak ada manfaatnya dan tidak membuat si pelakunya sadar, lebih baik tidak usah.
Terlalu mudah untuk memaafkan
Selain sering untuk meminta maaf atas hal yang bukan kita perbuat, kitapun sangat mudah sekali memaafkan orang yang sudah berbuat salah kepada kita. Memaafkan itu memang perilaku yang baik, sejak dini kita di didik untuk saling memaafkan, namun hati kita masih terluka dan sakit. Kita bicara memaafkan hanya untuk tidak merusak tali persaudaraan atau melukai hati pasangan. Niat kita memang sudah baik tapi sebenarnya ini bukanlah keputusan yang baik, karena pada akhirnya sahabat maupun pasangan kita tidak akan mengerti bahwa sikapnya telah membuat hati kita terluka. Dan mereka jadi tidak pernah menyadari dan memperbaiki kesalahannya sendiri.
Sangat peka terhadap perasaan orang lain
Kita sangat mudah sekali untuk mengetahui apa yang sedang sahabat atau pasangan kita rasakan, meski mereka tidak menunjukannya pada kita. Kenapa bisa begitu? Tentu karena kita mempunyai rasa simpati dan kepedulian yang tinggi. Rasa simpati dan kepedulian ini bisa muncul karena kita sudah memiliki hubungan kedekatan yang sangat erat bersama orang tersebut. Ini bisa jadi salah satu tanda bahwa kita adalah teman atau pasangan yang baik. Tapi tunggu dulu, coba ingat lagi apakah sahabat atau pasangan kita pernah sekali saja bersikap sama terhadap kita? Kalau memang iya, pasti rasanya akan senang sekali mengetahui bahwa masih ada orang yang kita sayang yang juga memiliki rasa simpati dan kepedulian yang tinggi terhadap kita.
Memilih untuk diam
Disaat sahabat atau pasangan kita bertanya “mau makan apa, dan dimana?” kita lebih memilih untuk menjawab terserah dan mengikuti saja keinginan mereka. Biasanya hal seperti ini bisa terjadi karena sebelumnya kita pernah tidak dihargai atau terjadinya suatu penolakan atas pendapat kita, jadi kalo kita pikir percuma saja kita memberikan pendapat. Atau bisa juga terjadi karna kita sudah mengetahui jika teman-teman kita juga akan berdebat mengenai apa yang akan dituju, kita mungkin akan mengalah saja untuk mengurangi perdebatan tersebut. Hal ini biasanya terjadi sama perempuan tetapi tidak menutup kemungkinan juga terjadi pada laki-laki