Curahan hati seorang perokok awam
Inilah awal dari curahan hati seorang perokok, Kudengar dari radio bututku, harga rokok akan dinaikkan 50ribu, pikirku resah gelisah sebagai perokok awam yang tak pernah belajar kesehatan
Dari buku pelajaran. Karena memang aku tidak pernah sekolah, Sebenarnya cita-citaku jadi sarjana. Tapi, sewaktu kecil isi perut melarangku
Jadilah aku pekerja di lautan, sebagai nelayan. Saat itulah kumulai berkenalan dengan secangkir kopi hitam dan asap nikmat hangat. Rokok yang kulinting sendiri. Tentu, bagi mereka orang terhormat yang berdasi dan bergaji tinggi tidak mau tahu tentang itu. Andai mereka pernah dicubit angin malam
Dan ditampar dingin lautan. Mungkin, menyuruhku melinting sebatang rokok serta membuatkan secangkir kopi hitam yang pahit untuknya. Maaf ini hanya curahan hati perokok awam, pikir perokok awam yang membela dirinya tanpa ada teori ilmiah dan landasan. Seingatku, kata kakek dulu
"Bangsa ini dijajah karena rempah-rempah ingin direbut mereka"
Kuingin bertanya kepada radio bututku, apa salahku dan sebatang rokokku? Kenapa tidak dinaikkan juga harga tiket pesawat, Agar penyelundup nar**ba perlu berpikir untuk masuk ke negeri ini?
Kenapa tidak dinaikkan juga harga minuman keras , agar pemabuk perlu berpikir untuk meminumnya? Aku hanya bertanya, namun bukan pemabuk Dan penyelundup nar**ba, aku hanya perokok awam yang berpegang pada wasiat pahlawan yaitu mempertahankan aroma cengkeh dan tembakau
Dari topeng kebohongan yang ingin mencicipi nikmatnya, karena mereka tak pernah memilikinya. Oleh karena itu, aku tetap patuh pada kebijakan, namun, lebih taat pada kebenaran (curahan hati perokok awam)