Puisi kehidupan- Awan kupesankan
Musafir lalu kerap kusapa
Kusapa engkau kembali pulang
Dalam dunia yang tenang
Awan berarak kau ku rindukan
Dalam air tenang,arus menyusuri damai,
sekali embun yg menitis memecah dimana percikannya.
Lalu ku sentuh basahnya kejernihan ayum ayum
kemana pergi burung kenari?
Langit merintih awan menangis
Hati firdausi segera sentosa
Murtad merentak melaut topan
Naik kabut mengarang awan
menghalang cuaca nokta utama aman swarga,
taman swarga mutiara rupa,engkaupun lenyap
Termanggu aku gilakan rupa, awan berarak menghitam kelam.
Petiklah bulan, jadikan ia cahaya sahaja di malam laknat para pendosa.
Sepi ini tanpa nama, dingin namun bermakna..
Awan Berarak Kau Kupesankan
Awan berarak menjilat dunia keji remukan dogma dogma seketika
Kayuhlah jelita di tepian rindu mimpimu tetaplah semu
Jejak rindumu memukul mundur ruang dan waktu, dan ketika jelita adalah gerhana, kau sandarkan mimpi pada belati.
Awan berarak berbisik sendu lalu menjauh dari kanvas langit yg hitam dan mimpimu tetaplah sama..
Dan aku hanya berkata Jemari lentikmu anggun mengokang laras puisi yang muntahkan ribuan makna..