Puisi Kehidupan – Ketika senja berganti malam
Ketika senja menjemput malam, tenggelamlah ia oleh hadirnya bulan dan bintang yang bersinar sendu kemudian lupakan seketika kehidupan. Ketika senja berganti malam perisai kalbu membiru lalu kubawa cinta di persada jiwa. Ketika senja beranjak pergi disanalah Sinar menyuluh gulita, lalu tersentak diriku sedari lamunan..
Ketika senja ditelan malam aku berkhayal sendiri, Bagaikan sabda fatwa pujangga Terus bersinar, cahaya cinta berpijar meradang meluka dirantai dogma. Dan setiap langit kan hujani rindu mu cinta, hingga menghitam semesta, tanpa namaku bermakna ditepian badai, Kulukiskan namamu cinta..
Ku lintasi langit luas dan ku beri tinta rindu bermakna cinta agar kau terdampar di hatinya, kemudian kau meraja di bumi..
Semesta tertunduk cintamu yg kian menggebu, hempaskan gulita yg datang di saat yang salah mengertikan cinta saat tak ingin dia dekati, taruh mawar di rambutmu dan semua yg mereka katakan itu benar..
Sedari langkahmu kau adalah lamunan itu, meski kau terpaku pada cinta yang semu tapi aku tetap merindu, celah cintamu terbuka saat koyah cinta berbisik makna, seribu kali ku ucapkan ini agar kau tak berpaling.
Jika hati dan cintamu terkekang oleh riuhnya caci maki, maka aku akan jadi belati Tuhan agar aku bisa membunuh hati para pencaci lalu kau kan ku bawa pergi..
Bulan dan bintang mengiakan bahwa sabda cinta adalah dia yg singgah dalam relung hati yang terdalam, kemudian abadi bersama jalannya yang di tentukan Tuhan.
Puisi kehidupan ketika senja beganti malam