Dikala mentari masih merasa malu,
engkau datang membangunkanku,
membawa diri ini sadar dari alam mimpi,
kau
kau memberiku semangat untuk berdiri,
Sayu matamu menggugah hati sang penyangga,
Senyummu memancarkan kesetiaan,
suaramu merdu menerangi sunyi kegelapan,
kau lakonkan peringai bersatunya pikiran,
dari dua keyakinan yang berbeda,
kasihmu Setia rembulan di malam hari,
disaat guntur menghadang
kau tak gentar mengurangi sinarmu,
dan di saat miga datang
kau tak marah tertutup olehnya,
malam kau tersenyum menggoda,
Bukan….bukan satu seratus atau seribu bahkan sampai tak terhingga,
menghancurkan pikiran dan binaan cinta yang kita bangun bersama,
Mereka tahu cinta kita akan tetap bersatu
walau sampai menjadi debu,,,
hadirku pagi menyapa