Kumpulan puisi terbaik kebangsaan, karya para penyair terkenal tanah air
Darah mengalir membasahi bumi
Pertanda aku di ciptakan untuk pertiwi
Semua tersenyum atas kehadiran ku
Semenjak ku di besarkan
Di atas bumi yang damaiz
Bumi pertiwi,bangsa merdeka
Indonesia raya namanya
Karena jasa-jasa pahlawan
Pahlawan yang perang di medan tempur
Menegakkan Indonesia Raya
Semenjak ku remaja hinggah dewasa
Aku adalah tunas bangsa
Yang di pupuk kebenaran
Yang dituntun mencintai bangsa
Meneruskan pengabdian pahlawan
(Karya M.Sholeh Sundafa)
Puisi – Bersama Pahlawan
Bersama pahlawan
Tumpah darah ku untuk bangsaku
Yamg mengisi volume tubuh
Mengisi pori-pori jasadku
Yang di warisi semangatmu
Kau sangat berarti
Kini aku penerusmu
Yang tak lain,membela bangsa ini
Doa untuk mu pahlawan
Berjuang……..
Demi masa depan yang cerah
Terimah kasih pahlawan
Puisi – Keberanian mu
Peluh keringat kau cucurkan
Darah yang mengalir tak kau hiraukan
Kau berdiri tegak
Turun di medan perang
Penjajah satu-persatu kau kalahkan
Disini keberanian mu
Deni saudara-saudaramu
Dengan bekal keberanian
Bamboo yang kau runcingkan
Api yang membara dalam hatimu
Menerjang rintangan yang menhalang
Puisi – Tanya negeri
Dimana kau di lahirkan
Disini aku,di bumi pertiwi
Di nusantara yang makmur
Siapa yang kan kau abdi
Diatas tanah sanubari
Tempat hidup dan mati ku
Untukmu……..
Wahai bangsaku ..
Indonesia Raya
Puisi – Harapan untuk bangsa
Aku hanya diam dan membisu
Tak mengerti akan kehadiran ku
Ketika ku tak dapat melihat
Bayangan hitam menghantui
Tapi aku dapat mendengar
Bisikan orang tu bergemuru
Nyayian Indonesia raya menghibur hati
Semua orang memberi hormat
Harapanku….
Menjadikanmu..merdeka dari segalah penjuru
Bangsa yang sehat,sejahtera,dan bahagia
Puisi – INDONESIA, MERAH-PUTIHKU
Indonesia, Indonesia
di negeri ini aku dilahirkan
di negeri ini aku dibesarkan
di negeri ini aku menggapai
segala impian
segala harapan
segala cita
dan cinta
engkau adalah taman terindah
ibu yang paling ramah, penuh
kasih dan sayang
dalam suka
maupun duka
adalah do’a-do’a hikmat sebelum tidur,
adalah gula dalam setiap makanan maupun manisan
adalah cahaya penerang segala terang maupun yang kabur
adalah puncak segala warna dalam lukisan dan racik tenunan
laksana obat penghilang perih luka-luka
danau tempat membasuh tumpukan-tumpukan duka
dan senyuman dalam mata paling nyalang atau sebenam pejam
barisan semangat sepanjang carnaval
anak-anak yang berlari riang sepanjang jermal
merah darahku
putih tulangku
di tubuhku
kita menyatu
padu
Puisi – MENJAGA INDONESIA
Mungkin tak pernah terpikirkan
entah berapa helai daun yang gugur di halaman rumah kita
dan membusuk, atau hangus begitu saja di gunungan sampah
yang berhari-hari kita biarkan. Pun, ketika ia terseret di arus banjir
dan terdampar di kehilangan pandangan kita
yang menebal di datar kaca jendela, bersebab
kemarau dan bising lalulalang jalan raya. Padahal
tanpa sadar ia selalu menari di hadapan kita, ketika kita
berpatut-patut diri sebelum berangkat kerja
berapa usia ruang depan rumah kita yang membiarkan
tetamu datang dan pergi, serta gelas yang terjatuh dikarenakan
keriangan anak-anak berkejaran di seputar meja. Termasuk perempuan
yang kemudian dikatakan istri, dikatakan ibu, berebut kisah laksana setrika, selalu berpindah
dari kasur, dapur dan sumur. Juga lelaki yang tercatat sebagai suami, tercatat sebagai bapak
memungut kisah dari rumah sampai rumah
ia menyediakan diri sebagai apa saja
dan mungkin tak pernah terpikirkan, terbaca, atau terhitung
tentang daun-daun, debu atau justru sebagai rumah, tempat orang-orang
memungut istrirah
yang penuh dengan sesak sampah
yang penuh dengan riuh debu-debu
yang penuh dengan tamu-tamu
datang dan pergi
yang berpagar, yang berubah-ubah warna dindingnya
yang bagian-bagiannya dihancurkan kemudian
yang menyimpan begitu banyak cerita
dan sepatutnyalah kita
jaga