Puisi tentang kehidupan yang berjudul: Sebatas senja tak berharap
Ada apa dengan isi hatimu? saat ku lelah kau malah acuh, kemudian hilang. terus apa salahnya bagiku jika duniamu tidak lagi menjadi duniaku. terus saja kau berpaling, sampai hingga waktumu habis tak tersisa. ahh sudahlah (sebatas senja tak berharap)
lekas waktu tak berpihak padamu yang lemah dan kehilangan arah. sudahlah kau hanya sebatas senja, hey apakah memang kau benar acuh? ataukah hanya untuk membuatku lesuh?
ku harap harimu tidak lagi terasa curam, hingga aku tau bahwa pelangi sehabis hujan itu memang sangat terlihat indah, kemudian lelahku akan tersampaikan pada lembayung yang tak berharap itu
rasaku tidak akan pernah padam, pada kilauan bintang malam yang bersinar terang. langkahku semakin terlihat nyata. lalu mimpiku akan terlaksana, bagaimana dengan senja tanpa harapmu? apakah sama? ku harap akan demikian adanya.
jangan pegang tanganku untuk tetap bersama, langkahku kian pasti dan nyata. sudalah kau hanya sebatas senja tanpa harapan. Duniamu tidak akan lagi sama denganku.
alasanmu tidak cukup masuk di akal, bila harus berharap pada senja tanpa harapmu itu. biarlah semua ini menjadi ssbuah butiran debu yang akan tersapu oleh angin, dan kemudian hilang entan kemana.
bagiku semua ini sangat berarti, secercah harapanku di masa depan. tanpa melihat lagi senja tak berharapmu itu, pahamilah bahwa aku benar dengan pilihan duniaku itu. tentu kau akan menolak duniaku, dan berharap ada di dalam duniamu, tapi keyakinanku sudah jelas, bahwa duniaku lebih indah di banding duniamu, mengertilah itu.
selandang sutra yang kau pakai itu, tidaklah cukup mengubah duniaku yang setiap detik temukan hal baru. terlambat sudah waktumu dan tak banyak waktu untuk itu.
jika kau tetap saja menggenggam duniamu sendiri, tanpa melupakan senjamu yang tanpa harap itu, kau sama saja dengan gumpalan darah hitam yang menakutkan dan pada akhirnya kau hanya sebatas senja tanpa harap dan tidak lebih dari itu